Jangan Pernah Memetik Bunga Edelweis
Solotrust.com |
Salam alamikum
“Jangan Meninggalkan Apapun
Kecuali Jejak”
“Jangan Mengambil Apapun Kecuali
Foto”
“Jangan Membunuuh Apapun Kecuali
Waktu”
Dimana biasanya kalian
membaca slogan diatas? Disebuah papan terpaku di sepanjang jalan ketika mendaki
gunung, atau di internet? Entah sejak kapan idiom itu dibuat. Tapi asyik juga
kalau kita pahami lebih jauh.
Sekarang Gunung bukan hal
langka, romantis, dan misterius. Mendaki gunung adalah olahraga dengan biaya
yang cukup mahal. Kita harus menghabiskan uang, waktu, kesabaran, dan akal
sehat. Bagaimana tidak menguras akal sehat?
Kita sering menyebut diri kita
sebagai pecinta alam. Tanpa sadar justru kita yang paling merusak alam.
membuang sampah di gunung. Oke saya tidak akan membahas ini.
Beberpa hari yang lalu saya
melihat video di instagram, seorang pendaki yang memetik bunga edelweis.
Kegiatan semacam ini sudah sangat sering terjadi, dan itu sebagian kecil yang
terekam kamera. Padahal sudah jelas memetik bunga edelweiss melanggar Kode Etik
Pecinta Alam dan Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Hayati Ekosistem sesuai pasal 33 ayat 1.
Tertulis, “Setiap orang dilarang
melakukan hal yang tidak sesuai dengan fungsi pemanfaatan zona dan zona lain
dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.”
Memetik bunga edelweiss dialam
liar juga dianggap melanggar Undang-Undang No. 41 tahun 1999 pasal 50 ayat 3
huruf (m) dengan sanksi pidana dipenjara selama lima tahun dan satu tahun, juga
berupa denda sebesar Rp. 100 juta dan Rp. 50 juta.
Sama alam saja dirusak, apalagu
kamu. Iya kamu.
Alam saja tidak disayang,
apalagi kamu.
Salam alamikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar