Malam 1 Suro atau Malam 1 Muharram, Peristiwa yang Berbeda tapi Hampir Sama
Dalam kalender Jawa, 1 Muharram
dikenal sebagai 1 Suro. Malam 1 Muharram, yang juga disebut malam tahun baru
Islam, disebut sebagai malam 1 Suro.
Pada tahun ini, 1 Muharram atau
1 Suro jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023. Ini berarti bahwa Selasa petang, 18 Juli
2023, merupakan malam 1 Muharram atau malam 1 Suro. 1 Muharram ditetapkan
sebagai tahun baru Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. 1
Muharram adalah tanggal penting yang menandai peristiwa hijrah dari Makkah ke
Madinah.
Pada awalnya, kerajaan di Jawa
menggunakan kalender Saka (India). Namun, seiring perkembangan Islam di pulau
Jawa, Sultan Agung mengadopsi kalender Hijriyah sebagai kalender Jawa. Meskipun
sistem dan metode perhitungannya mirip, yaitu menggunakan penanggalan qamariyah
atau berdasarkan bulan (lunar), terdapat perbedaan yang mencolok, salah satunya
adalah adanya sistem hari dalam kalender Jawa.
Baca Juga: Larangan Malam Satu Suro bagi Masyarakat Jawa
Kembali ke malam 1 Suro dan
malam 1 Muharram, kedua peristiwa ini memiliki waktu yang sama. Karena
menggunakan kalender lunar, pergantian hari terjadi pada petang atau saat malam
dimulai. Bagi umat Islam, 1 Muharram memiliki makna sejarah karena merupakan
hari ketetapan atau resolusi Hijrah Nabi dan para sahabat Muhajirin ke Madinah.
Muhammad Solikhin dalam bukunya
yang berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) menyebutkan
bahwa kata "Suro" berasal dari bahasa Arab "Asyura", yang
berarti sepuluh. Asyura merujuk pada hari kesepuluh dalam bulan Muharram.
Namun, dalam hal tradisi, malam
1 Muharram memiliki makna yang berbeda antara Islam dan budaya Jawa. Bagi
Islam, malam 1 Muharram dianggap suci, sementara dalam budaya Jawa, malam 1
Suro dianggap sebagai malam yang sakral dan penuh mistis. Oleh karena itu,
dalam menyambutnya, dilakukan berbagai upacara dan tradisi mistis. Malam 1 Suro
tidak terlepas dari beberapa faktor latar belakang yang memberikan makna
mistis.
Muhammad Solikhin, misalnya,
berpandangan, faktor terpenting yang menyebabkan bulan Suro dianggap sakral
adalah budaya keraton. Ia menulis, keraton sering mengadakan upacara dan ritual
untuk peringatan hari-hari penting tertentu, salah satunya peringatan Malam 1
Suro.
Baca Juga: Kepercayaan Masyarakat Jawa dalam Menyambut Satu Suro
Di Indonesia, umat Islam umumnya
melakukan berbagai kegiatan pada malam 1 Muharram sesuai dengan tradisi
setempat. Misalnya, madrasah dan pesantren mengadakan pawai obor sambil
melantunkan sholawat nabi. Sholawat Badar adalah salah satu sholawat yang populer
dibacakan pada malam 1 Muharram. Tempat tersebut merupakan lembah di luar
Madinah di mana pertempuran penting pertama terjadi, yang memengaruhi posisi
umat Islam di Jazirah Arab pada awal perkembangan Islam di Madinah. Ada juga
yang membaca sholawat barzanzi, baik di ma'had, masjid, maupun musala.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk menandai bulan Muharram, salah satu dari
empat bulan yang dihormati dalam agama Islam.
Sementara itu, dalam tradisi Jawa, malam 1 Suro yang dianggap keramat diisi dengan berbagai tradisi setempat. Contohnya adalah tradisi kungkum, kirab kerbau bule yang terkenal, laku bisu, sedekah merapi, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar